Thursday, December 5, 2013


Dibawah ini merupakan contoh penerapan dari kutipan langsung kurang dari 4 baris, lebih dari 4 baris ,dan kutipan tidak langsung

ciri - ciri dan contoh :

  1. Kutipan langsung kurang dari 4 baris 

  • kutipan kurang dari empat baris ditulis diantara tanda kutip ("...") sebagai bagian terpadu dalam teks utama, dan disertai nama pengarang, tahun, dan nomor halaman.
  • nama pengarang dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di dalam tanda kurung.
  • jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal ('...'). 
          Contoh 1  Nama pengarang disebut dalam teks secara terpadu
         Soebronto (1990:123) menyimpulkan "ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar".
         Contoh 2 Nama pengarang disebut bersama dengan tahun penerbitan dan nomor halaman
         Simpulan dari penelitian tersebut adalah "ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar" (Soebronto 1990:123).
   Contoh 3  Tanda kutip di dalam kutipan
         Simpulan dari penelitian tersebut adalah "terdapat kecenderungan semakin banyak 'campur tangan' pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah perkotaan" (Soewignyo 1991:101).

    2. Kutipan langsung lebih dari 4 baris 
  • kutipan lebih dari empat baris ditulis tanda tanda kutip pada baris baru, terpisah dari teks yang mendahului, dimulai dari karakter keenam dari garis tepi sebelah kiri, dan diketik dengan spasi tunggal.
  • jika dalam kutipan terdapat paragraf baru, garis barunya dimulai dengan mengosongkan lima karakter lagi dari tepi garis teks kutipan
  • apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
  • jika yang dibuang itu kalimat, diganti dengan empat titik
   Contoh 4  Kutipan lebih dari empat baris
          Suyanto (1998: 202) menarik simpulan sebagai berikut. Alih latihan memungkinkan mahasiswa memanfaatkan apa yang didapatkan dalam PBM untuk memecahkan persoalan nyata dalam kehidupan. Kemampuan transfer telah dimiliki oleh mahasiswa jika mahasiswa itu mampu menerapkan pengetahuan, keterampilan, informasi, dan sebagainya sebagai hasil belajar pada latar yang berbeda (kelas, laboratorium, simulasi, dan sejenisnya) ke latar yang nyata, yaitu kehidupan nyata dalam masyarakat. Jika kemampuan ini dapat dibekalkan kepada mahasiswa, mereka akan memiliki wawasan pencipta kerja setelah lulus dari perguruan tinggi.

   §Contoh 5  Dalam kutipan  ada kata-kata yang dibuang
         "Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ... diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru" (Manan 1995:278).

   §Contoh 6  Dalam kutipan  ada kalimat yang dibuang
        "Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara lain mata, tangan, atau bagian tubuh lain .…Yang termasuk gerak manipulatif antara lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar" (Asim 1995:315).
     
    3. Kutipan Tidak Langsung
  • Kutipan yang disebut secara tak langsung atau dikemukakan dengan bahasa penulis sendiri ditulis tanpa tanda kutip dan terpadu dalam teks. 
  • Nama pengarang bahan kutipan dapat disebut terpadu dalam teks, atau disebut dalam kurung bersama tahun penerbitannya.
  • Jika yang dirujuk bagian tertentu, nomor halaman disebutkan. 
  • Jika buku dirujuk secara keseluruhan atau yang dirujuk terlalu banyak atau meloncat-loncat, nomor  halaman boleh tidak dicantumkan. 
   §Contoh 7a Nama pengarang disebut terpadu dalam teks dengan pencantuman nomor halaman
         Salimin (1990:13) tidak menduga bahwa mahasiswa tahun ketiga lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat.
   §Contoh 7b Nama pengarang disebut terpadu dalam teks tanpa pencantuman  halaman
        Dalam buku tata bahasa lama, seperti buku Prijohoetomo (1937) belum dikenal istilah transposisi.

   §Contoh 8a Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun dan nomor halaman
        Mahasiswa tahun ketiga ternyata lebih baik daripada mahasiswa tahun keempat (Salimin 1990:13).
   §Contoh 8b Nama pengarang disebut dalam kurung bersama tahun  tanpa halaman
         Apabila kita bicara tentang belajar, sebenarnya kita bicara tentang bagaimana tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbecker 1974).


berikut contoh penerapannya :
Kematian Maternal dan Perinatal

1.      Kutipan Langsung Kurang dari 4 (Empat) Baris.
Kematian maternal adalah kematian seorang ibu semasa hamil atau dalam rentang waktu yang pendek setelah melahirkan. Tidak semua kasus kematian maternal disebabkan oleh kondisi yang lansung berhubungan dengan kehamilan. Beberapa kasus kematian maternal diantaranya disebabkan oleh keadaan yang sudah terjadi sebelumnya dan diperburuk oleh kehamilan. Sedangkan yang dimaksud dengan kematian perinatal adalah kematian seorang bayi sesaat setelah dilahirkan. Prawirohardjo (2010:7) berpendapat “Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal morality)”.

2.      Kutipan Langsung Kurang dari 4 (Empat) Baris.
Dewasa ini angka kematian maternal dan perinatal di Negara maju dan berkembang termasuk Indonesia memperlihatkan perbedaan yang lebih mencolok bila dibandingkan dengan kesehatan masyarakat lainnya. Hal ini menunjukkan perlunya perbaikan kualitas pelayanan terhadap ibu hamil.
Mufdlilah dkk (2012:11) mengemukakan pendapat sebagai berikut. Pada saat ini masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok ibu dan anak, yang ditandai antara lain masih tingginya angka kematiaan ibu dan bayi. Kematian pada masa maternal mencerminkan kemampuan negara dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Masalah kesehatan ibu dan anak masih tetap menempatkan posisi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia yang paling hulu yaitu periode kehamilan, persalinan dan tumbuh kembang anak.

3.      Kutipan Tidak Langsung.
Situasi kematian ibu di Indonesia memiliki kecenderungan penurunan Angka Kematian Ibu yang lamban. Hal tersebut disebabkan karena Indonesia belum mempunyai system statistic vital yang dapat memberikan informasi secara lengkap tentang AKI. Faktor lain yang  ikut menyebabkan lambannya kecenderungan penurunan AKI adalah penyebab kematian ibu hamil karena memiliki jenis yang luas dan beragam. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan, eklampsia, komplikasi aborsi, partus macet, dan septis. Penyebab lain yang dapat menambah resiko kematian ibu adalah anemia, malaria, tbc, hepatitis, HIV/AIDS, dan defisiensi energy kronis. Status sosioekonomi keluarga, pendidikan, budaya, akses terhadap fasilitas kesehatan, serta transportasi juga berperan pada kematian ibu. Berbagai masalah di Indonesia seperti pertumbuhan penduduk, transisi demografi, desentralisasi, utilisasi fasilitas kesehatan, pendanaan, dan kurangnya koordinasi instansi terkait baik di dalam negeri maupun bantuan dari luar negeri  secara langsung ataupun tidak langsung berperan merpersulit upaya penurunan AKI. Dalam situasi seperti ini diperlukan pelayanan emergensi obstetri dan neonatal dan tersedianya tenaga kesehatan yang terampil sebagai penolong persalinan (Prawirohardjo 2010:60-61).


  

Daftar Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono     Prawirohardjo.

Mufdlilah, Hidayat Asri, dan Kharimaturrahmah Ima. 2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.

No comments:

Post a Comment